Mitsubishi Pajero 2009, Kaki-kaki Jadi Kunci


Berani tampil beda dengan beragam komponen yang tak lazim dipakai pasti menjadi salah satu magnet pengundang banyak pertanyaan. Terlebih dengan hasil maksimal yang mampu diukirnya. Itulah yang terjadi pada Rifat Sungkar ketika berlaga di ajang kejuaraan nasional speed off-road beberapa waktu lalu dengan menggunakan Mitsubishi Pajero keluaran 2009. Hasilnya, juara kelas G3.1

Bersama Rizal Sungkar sang adik, Rifat membangun mobil keluarga tersebut. “Total kita kerjakan mobil ini sejak datang hanya 6 minggu,” komentar Rizal dari bengkel RFT Motorsport di Pondok Cabe, Tangerang.

Ketika sampai bengkel, mobil langsung dilucuti. Kemudian dikirim ke bengkel milik Dana Karya untuk dibikin roll-bar serta proses reinforcement. Bagi yang tak biasa, roll-bar milik Mitsubishi Pajero tersebut terlihat aneh. Karena seperti memisahkan kabin bagian tengah. “Itu memang permintaan kita. Daripada tambah-tambah beban di lokasi yang tidak jelas, mending untuk roll-bar. Bobot tambah dan safety juga,” komentar Rizal.

Ditambahkan oleh Rifat, konstruksi roll-bar tersebut juga untuk melindungi penumpang kabin tengah. Penumpang? “Kalau tidak ada event, mobil ini bisa untuk demo,” ucapnya.


Untuk mendapatkan weight distribution yang baik, di bagasi terdapat tangki solar berkapasitas 40 liter serta dudukan 2 buah ban serep. Namun setelah melalui ujicoba, menggotong ban serep ternyata terlalu berat sehingga mobil jadi tidak enak dikendalikan.

Masih dengan alasan bobot, 90% bodi berganti kulit. Bahan metal yang tadinya terpasang diberangus habis, berganti bahan fiber. Turun bobot lumayan banyak, sekitar 500 kilogram.

Komponen tersebut yakni seluruh pintu, fender depan, kap mesin, serta sebagian bagian atap. Tersisa hanya fender belakang serta atap bagian kabin depan saja yang masih mengandalkan pelat. Fender belakang dibiarkan pelat untuk mendapatkan bobot di belakang. Sedang atap kabin depan untuk safety, melindungi driver dan co driver.

Jelas bukan hanya bobot bodi saja enteng saja yang menguntungkan bagi Rifat. Namun juga ramuan pada kaki-kaki yang dipakai. “Ini harus berbeda dibanding lainnya karena mesin masih sangat standar. Tidak ada yang spesial,” seru Rifat yang aslinya pereli tersebut.


Berbeda dibanding peserta lain, Mitsubishi Pajero keluaran 2009 tersebut mengandalkan Reiger, yang terbiasa dipakai untuk reli. “Kita datang dengan pendekatan yang sangat berbeda dibanding rekan-rekan off-roader. Kita sudah sangat faham dengan sokbreker Reiger ini,” jujur Rizal yang menjadi distributor Reiger di Indonesia. Kedua kakak-beradik ini pesan khusus ke Reiger untuk Pajero setelah sebelumnya mengirimkan data spesifikasi mobil serta draft kontur trek.

Posisi sokbreker juga diubah. Jika mobil standar berada di lower arm, pada mobil Rifat jadi di upper arm. Hal ini memungkinkan travel suspensi bermain lebih maksimal. “Hasilnya, mobil tidak terasa jika terbang. Kayak mobil standar yang lewat polisi tidur,” ucap Rifat.

Ramuan kaki-kaki tersebut membuat handling mobil lebih enak, dan disitulah salah satu kunci kemenangan. (mobil.otomotifnet.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *